Ngaji Bareng Surah Al-Mulk (6)

NGAJI BARENG SURAH AL-MULK (5)
Ayat 12

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (12)
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."

Sebagian pelajaran ('ibrah) bagi kita darinya:

Sudah menjadi karakteristik pesan-pesan Qur'ani, bahwa ia sering menyandingkan sesuatu hal dengan lawannya untuk menguatkan pesan yang ingin disampaikan. Pada ayat-ayat terdahulu telah disitir tentang perilaku syetan dan orang kafir, berikut ancaman Allah kepada mereka berupa siksa Jahannam. Di sini, kemudian dikemukakan kebalikannya yaitu perilaku kaum beriman dan karunia yang Allah janjikan berupa ampunan dan balasan yang besar.

Demikianlah sifat Al-Quran sebagai "busyro" (بشرى) atau kabar gembira sekaligus "indzar" (إنذار) atau ancaman/peringatan. Masing-masing punya fungsi dan obyek berbeda. Sebagai guru, orangtua, pemimpin pun mestinya demikian. Harus imbang di antara keduanya. Ada reward, ada punishment. Ada teguran, ada penghargaan.

Frase "yakhsyauna robbahum bil-ghoibi" (يخشون ربهم بالغيب) bisa dimengerti dengan dua cara, berdasar alasan-alasan semantik tertentu. PERTAMA, seperti dalam terjemah di atas, dimaknai: "mereka takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka". Di sini, yang "ghoib" adalah Allah. Seorang mukmin merasa takut kepada Allah meski pun ia tidak melihat-Nya. Imannya telah melampaui indra, tidak tergantung kepada materi. KEDUA, bisa pula dimaknai begini: "mereka takut kepada Tuhannya ketika mereka tidak nampak oleh orang lain", alias sedang sendirian. Seorang mukmin adalah hamba Allah yang berintegritas tinggi. Baik di depan orang atau sendirian, sikap dan perilakunya sama dan konsisten. Jika ia tidak korupsi atau berzina terang-terangan, demikian pula ia tidak melakukannya sembunyi-sembunyi.

"Maghfiroh" (مغفرة) artinya ampunan, dan makna aslinya tutup. Ampunan disebut "maghfiroh" karena Allah menutupi dosa dan kesalahan kita. Allah tidak membongkarnya, tidak mengungkitnya, tidak menuntutnya, menganggapnya tidak pernah ada. Jadi, orang yang diampuni bukan berarti tidak pernah berdosa; dan sifat Allah yang Maha Pengampun bukan berarti tidak tahu pelanggaran kita atau tidak mampu menjatuhkan hukuman.

Berhati-hatilah! Allah tahu dosa-dosa kita, tapi Dia membiarkannya. Bisa jadi Dia mengampuni, bisa jadi hanya menunda hukuman saja. Jangan merasa aman, karena kita tidak tahu pasti yang mana dari keduanya yang diberikan untuk kita: ampunan atau penundaan? Jangan merasa selamat jika kesalahan dan dosa kita tidak terbongkar hari ini, sebab Allah tidak pernah lupa. Bertaubatlah! Mohonlah ampunan dan berupayalah agar Dia tidak marah lalu membuka aib-aib kita. Sungguh Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Di sini, pahala diberi sifat "yang besar" (ajrun kabiir). Ini untuk mengimbangi pernyataan ayat sebelumnya, yaitu "dholalun kabiir" (kesesatan yang besar), pada ayat 9. Kaum kafir benar-benar tersesat, dan berakhir dalam neraka yang menyala-nyala. Kesesatan besar yang mengantar pada azab besar. Sebaliknya, pahala besar yang didapat kaum beriman juga bermula dari kebajikan besar, yaitu merasa takut kepada Allah. Inilah puncak ilmu.

Sebagaimana dinyatakan para ulama, siapa pun yang tidak takut kepada Allah sebenarnya dia bodoh, tidak berilmu, jahil. Dia tidak mengerti sedang berhadapan dengan siapa. Maka, ilmu apa pun yang tidak membuat pemiliknya merasa takut kepada Allah, itu sebenarnya hanya fatamorgana dan bisa ditunggangi syetan untuk menjerumuskan manusia. Semakin pintar maka maksiat dan kelicikannya semakin canggih. Na'udzu billah.

Rasa takut itulah yang mencegah manusia berbuat zhalim, curang, maksiat, menipu, korupsi, selingkuh, dsb; biar pun mereka tidak melihat Allah, biar pun tidak ada orang lain yang memergokinya. Orang-orang dengan karakter seperti inilah yang akan membuat dunia aman dan keadilan merata, sehingga pantas jika dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka dimaafkan oleh Allah bahkan diberi penghargaan yang besar. Sebab, kebaikan yang mereka persembahkan kepada alam raya seisinya lebih besar dibanding kadar dan efek kekhilafannya. Ayo kita berupaya menjadi bagian dari kaum ini!

Wallahu a'lam.