NGAJI BARENG SURAH AL-MULK (4)
Ayat 6-8
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا
بِرَبِّهِمْ عَذَابُ
جَهَنَّمَ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (6)
"Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh
azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
إِذَا أُلْقُوا
فِيهَا سَمِعُوا
لَهَا شَهِيقًا
وَهِيَ تَفُورُ (7)
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar
suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak."
تَكَادُ تَمَيَّزُ
مِنَ الْغَيْظِ
ۖ كُلَّمَا أُلْقِيَ
فِيهَا فَوْجٌ
سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا
أَلَمْ يَأْتِكُمْ
نَذِيرٌ (8)
"Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir),
penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah
datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"
Pelajaran yang kita ambil dari sini, di antaranya:
Ayat ini merupakan perluasan keterangan dari ayat sebelumnya. Di ujung
ayat 5 dikatakan: "...dan Kami sediakan bagi mereka (yakni: syetan)
siksa neraka yang menyala-nyala." Pada ayat 6, ditambahkan penjelasan
bahwa siksa neraka juga disiapkan untuk orang-orang kafir pengikut syetan; agar
tidak timbul kesan bahwa seolah-olah hanya syetan yang akan diazab oleh Allah.
"Sa'iir" (سعير) dan "Jahannam" (جهنّم) adalah sifat dari
api atau siksaan itu. Ada yang mengatakan keduanya adalah nama-nama neraka. Wallahu
a'lam. Secara bahasa, "sa'iir" artinya: menyala berkobar-kobar
dahsyat, sedang "jahannam" artinya: sumur yang sangat dalam dasarnya.
Keduanya memberi gambaran yang saling melengkapi, bahwa neraka itu dipenuhi api
yang dahsyat dan sangat dalam. Siapa pun yang tercebur ke dalamnya tidak akan
bisa meloloskan diri. Na'udzu billah min dzalik!
"Mashiir" (مصير) biasanya dimaknai tempat kembali. Ini
salah satu makna turunannya dalam kamus. Asalnya dari kata "shooro" (صار), artinya:
menjadi, tepatnya: berakhir pada suatu kondisi atau tempat tertentu setelah
melalui tahapan dan proses sebelumnya. Jahannam adalah tempat dan kondisi
terburuk yang pasti menjadi akhir kejadian siapa pun yang durhaka kepada Allah
dan tidak menaati para Rasul. Dengan kata lain, manusia terjerumus ke neraka
adalah akibat perbuatannya sendiri. Maka, selamatkan dirimu!
Ayat-ayat selanjutnya memperluas keterangan tentang kondisi orang kafir di
akhirat dan azab yang mereka dapatkan; sebagai pelajaran agar kita tidak
berakhir pada keadaan seperti itu juga.
Kaum kafir, dari golongan jin dan manusia, dicampakkan ke neraka dalam
rombongan-rombongan besar. Setiap kali mereka diceburkan, suara-suara mengerikan
terdengar memekakkan telinga. "Syahiiq" (شهيق) adalah sebutan
untuk semua jenis suara yang sangat buruk dan tidak disukai.
Saat penghuni baru dicampakkan ke dalamnya, neraka langsung menggelegak
dan bergetar sedemikian hebat, hingga nyaris pecah atau meledak. Perhatikan api
dunia yang berkobar dahsyat. Jika ada bahan bakar baru atau apa saja yang
tercebur ke dalamnya, kita mendengar suara-suara deru, derak, ledakan, juga
menyaksikan lompatan bunga api, jilatan lidah api, dan panas yang naik mendadak.
Api itu murka! Semoga Allah menghindarkan kita darinya!
Para penjaga neraka menghardik mereka, "Apakah belum pernah datang
kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Apa jawab kita,
padahal Al-Quran tersaji di hadapan kita dan murni terpelihara sampai sekarang?
Dapatkah kita mengelak, sementara kehadiran Nabi Muhammad adalah fakta yang
mustahil diingkari? Mungkingkah alibi kita diterima, padahal Allah memanjangkan
usia kita hingga hari ini? Bagaimana kita menjelaskan ironi ini: kesanggupan kita
mempelajari aneka ilmu yang sebagian sangat rumit dan butuh biaya besar, namun
tidak menyempatkan diri memahami Kitab Suci-Nya? Siapkan jawaban sebelum hal
itu benar-benar tidak mungkin dilakukan!
Wallahu a'lam.